Wednesday, April 22, 2009
Celana Cingkrangku
Sudahlah, jahit saja agar panjang
Sudah, ma, melebihi batas akalku,
Mama belum melihatnya, sini, begitu
Bagaimana ini ma? Aku tak habis pikir
Jangan habis berpikir nak, itulah hidupmu,
Kenapa? Dalam celana Cingkrangku?
Mungkin sudah tutup usia nak, sudahi saja,
Jangan ma! Aku mohon, hanya dia ma,
Hanya dia cinta pertamaku,
Dalam mengarungi kisah indah dari dirimu
Bahkan berjuang dalam DienNya,
Kalau begitu musiumkan saja,
Jangan ma! Akan ku pakai terus,
Dalam setianya kisah indah tanpa batas,
Jangan Nak! Sama saja dengan Buta
Biarkan ma, Ini cita Butaku, padamu,
Celana Cingkrangku,
Friday, April 17, 2009
Pagi Sudah Terlambat
Beker mulai bersikeras mengetuk
bagian mata luar yang tertutup
penuh kotoran yang lengket melekat
memaksa agar mimpi tak sirna dengan kokokan ayam
namun beker berbicara pada mimpi, “sudah 7.30”
buyar, bahkan lari tak bertepi
sudah, sudahlah, ini sudah terlambat
kancing tersempal, dengan rontokan belaian rambut ini
bukan lagi pertama kali, ntah suda ke kayuh
terjepit dalam suasana memanas, tapi bukan mentari
uap-uap hitam sesak, bahkan mengaburkan pandangan
dalam antrian berebut waktu, yang tak pernah merasa
antri dalam lampu-lampu pengatur, yang tak lelah
mengatur hidup yang belum berujung, pasti sampai
tetap saja, bergumul dengan angin, tetap saja
terlambat, sudah terlambat, 8.00
Beker mengetuk kembali, kali ini lebih dari seribu
waktu tak pernah lari, salah siapa?
mimpi kali ini bersetubuh, dengan nyata
kenapa begitu samar, bahkan burung camar duduk
di sebelah ranjang yang mulai memutih
saat ku sadari, pagi sudah terlambat
jangan mengada-ada, pagi selalu disini
bersama untaian gemerlap mentari
jangan-jangan? aku terlambat?
hah,, kali ini, aku benar-benar terlambat
tepat di 7.30 pagi, dan tak pernah kembali
pagi ini, sudah terlambat
Timang-timang tangis
Saat itu aku mengangis
dalam timang bunda ku menangis
menjagaku dengan dekap belaian
dalam umur jagung ku saat itu
Saat ini pun aku dalam dekapan
Ntah apa yang kurasa begitu terdekap
dalam namun hampa, mungkin
timangnya tak sekuat dulu, dekapnya
Ini ku timang ku timang anakku sayang
begitu merdu saat itu, mengitu miris saat ini
begitu tangis ku sendu kembali
sadarku tak kau timang lagi, timang-timang tangis
April 2009
Tuesday, April 14, 2009
Seperti Bola Salju
ada yang unik dalam sebuah cerita
bagai tak pernah berhenti, tik, tak, tik,
waktunya maju mundur, hati pun hancur lebur
aneh, tapi, begitu
--
ada yang aneh dalam sebuah cerita
pemain utamanya, menjadi raja drama
ntah bagaimana dengan seorang pelayannya,
tik,tak,tik,
aneh, tapi begitu
--
ada yang aneh dalam sebuah cerita
sepertinya melingkar-lingkar, ular melilit tubuh seekor kerbau
hingga mati dalam lingkaran yang memusingkan
maju, mundur, muter-muter, tik,tak,tik,
aneh, tapi begitu
--
ada yang aneh dalam sebuah cerita
keluh kesahnya, tanpa disadari, ingin dihindari
seperti bola salju, semakin besar, saat menggelinding
ingin dihindari, tapi malah menghampiri,
tik,tak,tik
aneh tapi begitu
Friday, November 7, 2008
Dalam Layar Kaca
dalam heningnya malam yang terang
akan neon dan sorot layar
sunyinya mengalahkan hampa
--
Ini kisah dalam diam
Mencari dalam setiap tuts-tuts
kata-kata dan kalimat
sajak-sajak dan cerita-cerita
--
Bukannya cuma diam
hanya otak yang berjalan
keras terjal dalam pilihan
agar tepat satu-satu
--
Agar semua tahu
global juga mengerti
ini untuk sejarah tanpa pena
hanya dalam layar kaca
Aku Mengajakmu berdoa
Tuesday, November 4, 2008
Agar ku Mengerti
makin dalam makin sejuk
pelukkannya bagai hangat puding kue
namun tak sepanas salju mentari
--
Berpaling, jangan sampai
cobaan, untuk diriku dan kau?
agar kita mengerti
agar kita pahami
--
Dengan dendangan suara adzan
panggilan zakat dan puasa
agar kita mengerti
dengan cinta dan kasih sayang